TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu penunjang misi menuju kota pintar (smart city) Pusat kendali Bandung Command Centre menjadi unsur utama. Di instalasi canggih ini, terdapat dua software dan aplikasi unggulan yakni Media Social Mapping dan Panic Button.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan, Media Social Mapping merupakan software canggih yang dihibahkan oleh pemerintah Norwegia sebagai uji coba. Piranti lunak ini mampu menangkap segala macam percakapan warga di media sosial facebook dan twitter yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik ataupun keluhan-keluhan warga terkait dengan infrastruktur.
"Ini mesin yang bisa mengatract percakapan warga. Dihitung per wilayah per isu masalah. Kalau saya klik isu macet akan muncul isu macet di kecamatan mana saja," jelas Ridwan Kamil di Bandung, Rabu, 22 Juli 2015.
Setelah keluhan-keluhan warga terpetakan sesuai wilayah, Ridwan Kamil bisa langsung mengambil keputusan. "Pengalokasian bantuan sumber daya tidak dipukul rata, tapi dijabarkan oleh mapping tadi sesuai pemetaan masalah. Pemkot Bandung mengolah data dan mengambil keputusan manajemen yang akurat. Tanpa Social Media Mapping ini kita hanya mengira-ngira atau menunggu warga komplain," tuturnya.
Saat kunjungan kerja ke negeri Paman Sam, software buatan perusahaan IT Mediawafe ini ternyata diminati oleh pemerintah kota Oakland, Amerika Serikat. Menurut dia, perusahaan pembuat piranti lunak ini bakal segera melakukan kerjasama dengan pemerintah kota Oakland.
"Mereka menginginkan pembuat sosial media ini datang ke Amerika bulan Oktober 2015 untuk mengerjakan aplikasi itu untuk Kota Oakland," kata Ridwan.
Pada 10 Juli 2015 Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meluncurkan aplikasi tombol panik (panic button). Aplikasi ini merupakan hibah dari PT Telkom Indonesia dan baru bisa diunduh di handphone pintar berbasis android melalui Playstore dengan nama X-igent Panic Button.
Selanjutnya: Cara Kerja Panic Button